Senin, 21 Maret 2011

Anggota DPRD Sumut Pembangunan Rel Kereta Api ke Kotapinang


Kota Pinang- Pemerintah Propinsi Sumatera Utara (Pempropsu) melalui Dinas Perhubungan didesak membangun akses infrastruktur rel kereta api menuju Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel). Sebab, jika hal itu dilaksanakan maka berdampak positif bagi pembangunan daerah.
Hal itu dikatakan Sekretaris Komisi A DPRD Sumatera Utara, H Isma Padli Ardya Pulungan . Pada saat itu anggota Fraksi Golkar ini sedang bertolak kembali ke Medan menggunakan transportasi kereta api setelah berkunjung ke Kota Pinang, Labusel dalam rangka silaturrahmi dengan masyarakat.

"Kita mendesak Pempropsu dan Dinas Perhubungan agar segera membangun rel kereta api dan membuka akses seluas-luasnya transportasi massal tersebut menuju Kota Pinang agar melancarkan roda perekonomian masyarakat," tegas Isma.

Dia menambahkan, saat ini rute perjalanan kereta api hanya sampai di Rantau Prapat Labuhanbatu. Sementara transportasi massal itu sangat dibutuhkan masyarakat Kota Pinang, karena selain tarifnya terjangkau kereta api juga nyaman bagi keluarga yang hendak bepergian.

Maka itu, lanjut Isma, pembangunan rel kereta api merupakan program yang harus disegerakan. Sebab, jangan sampai rel kereta api yang sudah ada saat ini tidak bisa dikembangkan, apalagi rel kereta api yang  belum ada.

Jika diperlukan, pembangunan rel kereta api nantinya tidak hanya sampai di Kota Pinang, tetapi hingga Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas (Palas). "Jangka panjangnya rel kereta api sampai ke Sibuhuan agar masyarakat di sana juga bisa menggunakan transportasi masal ini," ucapnya.

Di samping itu, dengan pembangunan rel kereta api tersebut juga berdampak positif untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari angkutan hasil bumi seperti kelapa sawit dan lainnya.

"Tidak hanya Pempropsu dan Dinas Perhubungan saja yang harus memikirkannya, tetapi seluruh instansi terkait juga pemerintah kabupaten juga harus mengambil langkah - langkah yang konkrit dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat,"  jelas Isma yang berasal dari Dapem V, Labuhanbatu, Labusel dan Labura ini.

Disisi lain, Isma juga menyoroti dengan ketidaknyamanan perjalanan penumpang kereta api saat tiba di stasiun Aek Loba, Asahan. Saat itu penumpang mengeluhkan bau tak sedap yang dihasilkan dari limbah pabrik sawit diduga dibuang di Sungai Aek Loba.(sumber MB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar